Pelacur Hakimi Pelacur

Suatu hari ada pemuka agama, tokoh masyarakat, menjatuhkan hukuman atas seorang wanita yang dianggap berzina, walaupun wanita itu sebenarnya pelacur. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya tidak main-main: rajam atau hukuman mati, dengan cara dilempari batu sampai ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Tidak hanya para pemuka agama dan tokoh masyarakat, tetapi anak-anak kecil--mereka yang tidak tahu "dosa" itu apa, "pelacuran", dan "zina" itu apa-- turut ambil bagian dalam aksi pembubuhan seorang wanita yang dianggap "tuna susila" oleh masyarakat yang menganggap dirinya "cukup susila".

Tubuh wanita itu sudah berlumuran darah, ia menjerit kesakitan. Tiba-tiba dari salah satu sudut jalan muncul sosok seorang pria--kurus, tinggi, berjubah putih. Ia mendekati wanita yang malang yang sedang dilempari batu itu. Ia mengangkat wanita itu, memeluknya. Matanya merah, bibirnya gemetaran, namun suaranya berapi-api-- bagaikan suara petir di tengah hari:

"Kalian sedang melempari batu--kalian yang ingin membunuh wanita ini--kenapa kalian ingin membunuh dia? Karena ia seorang pelacur? Karena ia melacurkan badannya? Apakah kalian lebih baik dari dia? Kalian telah melacurkan jiwa kalian, roh kalian. Kalian semua munafik. Adakah satu pun di antara kalian yang belum pernah melacurkan jiwanya, rohnya? Kalau ada, biarkan dia melemparkan batu pertama. Kalian semua kotor, tidak bersih. Kalian tidak berhak menghukum wanita ini."

Kata orang, yang melindungi wanita malang itu adalah Nabi Isa.

( Dari sebuah buku berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhidin M. Dahlan
  Dikutip dari Anand Krisnha, Surat Al-Fatihah Bagi Orang Modern, 1999:64)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 
[URL=http://s07.flagcounter.com/more/12y][IMG]http://s07.flagcounter.com/count/12y/bg=FFFFFF/txt=000000/border=CCCCCC/columns=2/maxflags=12/viewers=0/labels=1/pageviews=1/[/IMG][/URL]